Get to know more about us

Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.

Share your details
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
By contacting us, you agree to our Terms of service and Privacy Policy

ESG dalam Bisnis: Tantangan, Solusi, dan Manfaat

Sustainable living

Environmental, Social, and Governance (ESG)

Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) semakin menjadi fokus utama dalam dunia bisnis. Konsep ini tidak hanya menjadi tolok ukur keberlanjutan perusahaan tetapi juga faktor penentu dalam menarik investor, meningkatkan reputasi, dan memastikan keberlanjutan operasional. Namun, menerapkan ESG dalam bisnis bukannya tanpa tantangan. Artikel ini akan membahas tantangan utama dalam implementasi ESG, solusi yang mungkin, dan manfaat yang dapat diperoleh perusahaan.

Tantangan dalam Implementasi ESG

1. Kurangnya Kesadaran dan Pemahaman

Banyak perusahaan, terutama usaha kecil dan menengah, masih memiliki pemahaman terbatas tentang ESG. Hal ini menghambat implementasi strategi keberlanjutan yang efektif.

2. Biaya Implementasi Tinggi

Adopsi ESG sering dikaitkan dengan investasi yang signifikan, seperti menggunakan energi terbarukan atau menerapkan sistem pengelolaan limbah yang lebih ramah lingkungan.

Beberapa faktor berkontribusi terhadap tingginya biaya implementasi ESG, termasuk [1]:

  1. Investasi dalam Infrastruktur dan Teknologi: Mengadopsi praktik ESG sering membutuhkan perubahan signifikan dalam infrastruktur dan teknologi, seperti menerapkan teknologi ramah lingkungan atau sistem pengelolaan limbah yang lebih efisien.
  1. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan: Untuk memastikan keberhasilan implementasi ESG, perusahaan perlu melakukan program pelatihan bagi karyawan untuk memahami dan menerapkan praktik berkelanjutan.
  1. Pengembangan Sistem Pelaporan dan Pemantauan: Membangun sistem untuk mengukur dan melaporkan kinerja ESG membutuhkan investasi dalam teknologi dan sumber daya manusia.
  1. Kurangnya Data dan Metrik yang Konsisten: Tidak tersedianya data ESG yang konsisten dapat meningkatkan biaya implementasi karena perusahaan harus mengembangkan metrik dan standar mereka sendiri.
  1. Budaya Bisnis yang Tidak Menguntungkan: Budaya bisnis yang masih berfokus pada keuntungan jangka pendek dapat menghambat investasi dalam praktik ESG, membutuhkan upaya tambahan untuk mengubah pola pikir ini.

Faktor-faktor ini dapat menimbulkan tantangan bagi implementasi ESG, terutama bagi usaha kecil dan menengah yang mungkin memiliki sumber daya terbatas.

3. Peraturan yang Tidak Konsisten

Peraturan terkait ESG bervariasi antar negara dan terus berkembang, sehingga sulit bagi perusahaan untuk mematuhi standar yang berlaku.

4. Kesulitan dalam Mengukur dan Melaporkan ESG

Perusahaan sering menghadapi tantangan dalam menilai Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) berdampak dan melaporkannya secara transparan karena kurangnya standar yang seragam. Selain itu, pengumpulan data ESG sering tersebar di berbagai departemen atau direkam secara manual dalam spreadsheet, sehingga sulit untuk mendapatkan pandangan komprehensif tentang kinerja ESG perusahaan.

Hubungan antara hasil ESG dan kinerja keuangan juga sering kurang dipahami karena kurangnya metodologi yang jelas untuk mengevaluasi bagaimana inisiatif keberlanjutan berdampak pada profitabilitas perusahaan.

Selain itu, organisasi cenderung menggunakan pendekatan organisasi dan teknis yang beragam dalam pelaporan ESG, yang mengarah pada pengalaman, tantangan, dan hasil yang berbeda.

Solusi untuk Mengatasi Tantangan ESG

1. Pendidikan dan Pelatihan ESG

Perusahaan dapat melakukan pelatihan bagi karyawan dan manajemen untuk lebih memahami prinsip dan manfaat ESG.

2. Investasi Bertahap dan Strategi Jangka Panjang

Alih-alih melakukan investasi besar sekaligus, perusahaan dapat menerapkan strategi ESG secara bertahap, mempertimbangkan biaya dan manfaat.

Sebagai contoh:

  1. Efisiensi Energi Pertama: Alih-alih beralih sepenuhnya ke energi terbarukan sekaligus, perusahaan dapat mulai dengan meningkatkan ke pencahayaan LED, mengoptimalkan sistem pemanas dan pendingin, atau memasang peralatan hemat energi. Ini mengurangi biaya dari waktu ke waktu sambil bergerak menuju keberlanjutan.
  1. Rantai-Pasokan Berkelanjutan: Sebuah perusahaan dapat memulai dengan mengevaluasi pemasoknya dan secara bertahap beralih ke pemasok yang memenuhi kriteria ESG. Ini bisa dimulai dengan sumber persentase bahan baku dari pemasok etis dan meningkatkan persentase itu dari waktu ke waktu.
  1. Inisiatif Karyawan & Tempat Kerja: Alih-alih merombak semua kebijakan SDM sekaligus, bisnis dapat memperkenalkan langkah-langkah kecil seperti opsi kerja jarak jauh untuk mengurangi jejak karbon, program sukarela karyawan, atau inisiatif kesehatan di tempat kerja yang selaras dengan tujuan ESG.
  1. Pengelolaan Limbah: Perusahaan dapat terlebih dahulu menerapkan program daur ulang dasar sebelum berinvestasi dalam inisiatif pengurangan limbah skala penuh, seperti beralih ke kemasan yang dapat terurai secara hayati atau teknologi pengolahan limbah canggih.
  1. Pelaporan & Transparansi: Daripada segera mengadopsi kerangka pelaporan ESG yang kompleks, perusahaan dapat memulai dengan melacak beberapa metrik keberlanjutan utama dan secara progresif memperluas cakupan pelaporannya karena mengumpulkan lebih banyak data.

Dengan menerapkan strategi ESG secara bertahap, perusahaan dapat mengelola risiko keuangan dengan lebih baik sambil memastikan manfaat jangka panjang dalam keberlanjutan, reputasi, dan kepatuhan.

3. Mengadopsi Peraturan dan Standar Global

Perusahaan harus mengikuti standar ESG yang diakui secara internasional, seperti GRI (Global Reporting Initiative) atau SASB (Sustainability Accounting Standards Board), untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan.

4. Memanfaatkan Teknologi untuk Pemantauan ESG

Memanfaatkan teknologi seperti big data dan AI dapat membantu perusahaan mengukur dampak ESG dan menghasilkan laporan yang lebih akurat.

Manfaat Implementasi ESG dalam Bisnis

1. Meningkatkan Reputasi dan Kepercayaan Publik

Perusahaan yang menerapkan ESG secara efektif lebih dihargai oleh konsumen, mitra bisnis, dan investor. Studi menunjukkan bahwa 82% konsumen bersedia membayar lebih untuk produk dengan kemasan berkelanjutan, dengan 90% konsumen Gen-Z sangat mendukung keberlanjutan[2].

Di luar preferensi konsumen, investor juga memprioritaskan ESG, mendorong badan pengatur untuk memperkenalkan label baru untuk dana berkelanjutan untuk memastikan transparansi yang lebih besar[3]. Pada saat yang sama, bisnis dengan praktik ESG yang kuat dipandang sebagai mitra yang lebih dapat diandalkan, dengan banyak perusahaan yang bersedia beralih pemasok karena masalah keberlanjutan[4].

Penekanan yang berkembang pada keberlanjutan ini menyoroti bagaimana implementasi ESG yang efektif meningkatkan reputasi brand, memperkuat loyalitas pelanggan, dan menarik peluang investasi.

2. Menarik Investor dan Peluang Pendanaan

Banyak investor sekarang lebih memilih perusahaan dengan strategi ESG yang kuat, karena mereka dianggap lebih berkelanjutan dalam jangka panjang. Ini karena perusahaan yang berfokus pada ESG lebih baik dalam mengurangi risiko, seperti perubahan peraturan, tantangan lingkungan, dan masalah sosial, mengurangi kemungkinan denda hukum atau kerusakan reputasi. Mereka juga meningkatkan efisiensi operasional dengan mengoptimalkan sumber daya dan mengurangi limbah, yang mengarah pada penghematan biaya jangka panjang.

3. Efisiensi Operasional dan Pengurangan Biaya

Dengan menerapkan ESG, perusahaan dapat mengurangi konsumsi energi, pemborosan, dan meningkatkan efisiensi operasional.

4. Keunggulan Kompetitif di Pasar

Perusahaan dengan kebijakan ESG yang kuat lebih kompetitif di pasar dan lebih mampu beradaptasi dengan perubahan peraturan.

Meskipun menerapkan ESG dalam bisnis menghadirkan tantangannya sendiri, solusi yang tepat dapat membantu perusahaan mengatasi hambatan ini. Dengan berbagai manfaat yang tersedia, ESG bukan hanya tren tetapi strategi bisnis yang mendukung keberlanjutan jangka panjang perusahaan. Oleh karena itu, bisnis harus mulai mempertimbangkan dan menerapkan ESG sebagai bagian dari strategi jangka panjang mereka.

More Insights

Driving Positive Impact Across Key Global Goals

Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.